Di bulan agustus tepatnya tanggal 17 agustus kita selalu merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Hari-hari di bulan Agustus biasa kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan nasionalisme. Untuk meningkatkan rasa cinta tanah air, kita juga bisa belajar sejarah, dengan sejarah kita tahu betapa beratnya perjuangan para pahlawan di masa lalu.
Sejarah tidak hanya tentang peperangan, tetapi juga tentang peristiwa yang membanggakan. Misalnya tentang diabadikannya nama tokoh Indonesia pada jalan raya di luar negeri, di balik pemberian nama tersebut terdapat peristiwa membanggakan yang dilakukan oleh sang tokoh. Semua itu dilakukan demi mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional.
Ir. Soekarno atau yang dikenal dengan nama Bung Karno adalah tokoh proklamator kemerdekaan Republik Indonesia yang sering mengharumkan nama Indonesia di mata Internasional. Ketika beliau berkunjung ke luar negeri ataupun menerima tamu dari luar negeri, Bung Karno sering membawakan tanda mata berupa tanaman. Tanaman tersebut di berikan Bung Karno sebagai tanda persahabatan terhadap negara yang dituju. Sampai saat ini tanaman tersebut masih dirawat dengan baik, bahkan bermanfaat bagi negara sahabat.
Berikut ini adalah beberapa tanaman asli Indonesia yang di bawa Bung Karno ke luar negeri sebagai tanda persahabatan :
1. Anggrek Kimilsungia
Anggrek Kimilsungia adalah sebuah kultivar anggrek hibrida. Ia adalah “dendrobium” asli Indonesia dari Sulawesi Selatan. Sedangkan nama “Kimilsungia” adalah ciptaan Presiden Soekarno, dengan memadukan kata Kim Il Sung dan Indonesia. Diplomasi Bunga ala Bung Karno untuk mengikat hubungan kerja sama dengan Korea Utara ini ternyata cukup efektif. Sebab bagi rakyat Korea Utara, anggrek Kimilsungia pemberian Indonesia itu tercermin utuh di dalam bunga keabadian yang selalu mekar di lima benua.
Kisah bunga anggrek Kimilsungia bermula dari kunjungan diplomatik Presiden Korea Utara Kim Il Sung ke Indonesia, 13 April 1965. Pada saat itu, untuk menyenangkan tamunya yang sedang berulang tahun, Presiden Soekarno mengajak Kim Il Sung jalan-jalan di Kebun Raya Bogor, sambil menikmati berbagai jenis tanaman khas Indonesia. Saat mereka berdua melintas dekat tanaman anggrek, Kim Il Sung terpesona akan keindahan anggrek asal Sulawesi Selatan yang sedang mekar. Momen ini dimanfaatkan oleh Presiden Soekarno dengan memetik sekuntum anggrek itu dan diberikan sebagai hadiah ulang tahun kepada sang tamu. Soekarno kemudian memberi nama Kimilsungia pada bunga itu. Sejak itu pula Kimilsungia diabadikan sebagai bunga nasional Korea Utara, sekaligus sebagai simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara.
Tidak hanya Presiden Kim Il Sung, tapi juga takyat Korea Utara merasa gembira dengan pemberian itu. Di Korea Utara, tanaman anggrek ini terus mereka rawat dan dikembangkan sehingga kualitasnya semakin baik. Menurut beberapa sumber, di Korea Utara, Anggrek Kimilsungia kini bisa menghasilkan enam hingga tujuh kuntum bunga pada tiap tangkai. Sementara di Indonesia hanya memiliki tiga kuntum setiap tangkai.
Sampai saat ini di Korea Utara selalu diadakan Festival Bunga Kimilsungia, festival tersebut adalah event tahunan yang diadakan oleh pemerintah Korea Utara. Bagi yang ingin melihat anggrek Kimilsungia tentu tidak harus datang ke Korea Utara, sebab bunga tersebut dapat dilihat di Kebun Raya Bogor. Letaknya didalam bangunan rumah kaca berpagar kayu yang didalamnya terdapat beragam jenis anggrek dari seluruh Indonesia.
2. Mangga Soekarno
Mangga Sokearno dapat dijumpai di Mesir, tepatnya di perkebunan Alexandria Desert Road dan Cairo Ismailia Plantation di Kota Cairo. Soekarno membawa sebatang bibit unggul mangga cangkokan dari Indonesia, untuk diserahkan kepada sahabatnya Gamal Abdel Nasser di Mesir, presiden Mesir saat itu. Hal ini terungkap, pada saat kunjungan kenegaraan Presiden Megawati Soekarno Putri ke Mesir pada tahun 2003. Yang saat itu diinformasikan langsung oleh Menteri Pertanian Mesir Dr. Yousef Wali. Kini mangga bawaan Soekarno itu dikenal luas oleh masayarakat dengan nama Mangga Soekarno.
Keunggulan mangga Soekarno menurut petani Mesir, karena dagingnya tebal, bijinya kecil serta rasanya manis dan harum. Para ahli pertanian Mesir telah melakukan beberapa modifikasi gen pada mangga itu, sehingga mampu tumbuh di lahan pertanian negeri Seribu Menara itu yang didominasi padang pasir gersang dan tandus. Malah mangga itu memberikan rasa dan aroma yang lebih harum ketimbang aslinya.
Keunikan mangga Soekarno setelah dimodifikasi, mampu tumbuh dalam lahan seekstrem apapun, dengan hanya membutuhkan sedikit air. Jenis mangga ini umumnya ditanam oleh petani di perkebunan Cairo Alexandria desert road dan Cairo Ismailia plantation. Banyak orang asing terkesima dan tidak percaya saat melihat pohon mangga ajaib itu. Tumbuh sehat di tengah padang pasir, dengan bunga dan buah yang rimbun.
3. Pohon Soekarno
Berkembangnya tanaman Mimba di tanah suci Makkah memang dipelopori oleh Presiden Soekarno saat mengunjungi Arab Saudi di zaman Raja Fahd. Sekarang, pohon Soekarno itu berkembang luas, bukan hanya di Kota Makkah tetapi juga sampai di Madinah, Jeddah, dan kota lain di Arab Saudi. Di tanah Arab pohon ini dikenal sebagai pohon Soekarno.
Bentuk pohonnya pun dibuat beraneka. Di Udaibiyah, tempat bersejarah saat dulu Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian dengan orang-orang Quraish, pohon Soekarno dibiarkan tumbuh bercabang-cabang sehingga lingkungannya menjadi rindang. Udaibiyah sekarang ditetapkan sebagai salah satu tempat miqat untuk ibadah umrah. Di halaman Museum Ka'bah, atau disekitar Masjid Aisyiah, Tan'im, dan di sepanjang jalan Kota Makkah, pohon Soekarno dipangkas berbentuk bulat, meruncing, atau lainnya sesuai selera. Dengan adanya pohon Soekarno, beberapa kota di tanah suci tidak gersang lagi.
Nah, ternyata tanaman asli Indonesia dapat mempererat persahabatan Indonesia dengan negara lain. Tanaman tersebut juga mengharumkan nama Indonesia karena memberi banyak manfaat di negara tetangga. Yuk, kita lestarikan tanaman-tanaman asli Indonesia :)
Dirgahayu Republik Indonesia ke 67, Merdeka !!
San
Sumber Tulisan